Jumat, 24 Juni 2011

Saat Terakhir

BY : Michelle Janety


Saat pagi tiba Mentari mulai bersinar kembali,Sam dengan semangat bagun dan segera memegang HP nya.
Begitu juga dengan kekasihnya Rara ia bergegas bangun dan memegan HP nya.
Ya,mereka memang dua sejoli yang sedang mengikan hubungan cinta
Mereka berjanji akan bertemu di sebuah taman,taman itu penuh kenangan tentang mereka berdua


Tapi . . .


Sekarang kenangan itu sudah menjadi kenangan karna Rara sang kekasih telah meninggalkan Sam untuk selamanya..


Ini lah kisah selengkapnya,


cuit..cuit..cuit.. burung berkicau merdu di pagi hari..
Sam dan Rara bergegas pergi ke Kampus
Mereka memang selalu berangkat bersama..
Saat di tengah jalan Rara merasa perutnya sakit,tapi ia tidak akan memberi tahu pada Sam
Rara memang seorang gadis dari keluarga  atas.. begitupun Sam..
Tapi Sam tidak tahu bahwa Rara menderita sebuah penyakit..


Hari demi hari telah mereka lewati bersama..
Pada suatu hari Rara tidak masuk Kuliah untuk menjemput kakaknya yang baru pulang dari London
Dia sering bercerita tentang Sam pada kakaknya lewat E-mail
Kakaknya pun penasaran dengan Sam..Tanpa sepengetahuan Sam,Rara menelpon Sam dan meminta bertemu di Cafe tempat Sam biasa berkumpul..


Saat itu Sam yang tidak tahu kedatangan kakaknya Rara bergegas pergi ke Cafe..


Sesampainya di Cafe..


"Sam..!!" sambil melambaikan tangan " Sini Sam..ini....."
baru saja Rara mau berbicara Sam menyelak dan berkata " Siapa laki-laki ini? mengapa kamu bersama dia? apa dia selingkuhanmu? "
Rara yang senang pun tersenyum pada sam " Sam..in...."
Sam menyelak lagi " Sudahlah aku tidak percaya lagi paada mu aku tidak mau lagi mendengar penjelasaanmu ! "


Sam bergegas pergi dari Cafe itu dalam keadaan kesal,marah,cemburu..


Rara yang merasa bersalah itu pun SMS Sam dan berkata " Sam kamu hanya salah paham "
Tapi Sam tak peduli Rara terus SMS Sam dengan kata-kata yang sama sampai 15x tapi Sam tak menjawab


sampai di rumah Sam meilihat surat yang tergeletak di depan kamarnya yang bertulis " Temui aku besok jam 5.00 Sore di taman,Tertanda Rara"


Sam tidak peduli dengan surat itu,Keesokan harinya Sam Hang Out dengan teman-temannya di Cafe Biasa dia nongkrong.. 


Sore pun tiba Rara yang berjanji bertemu di taman jam 5.00 sore telah tibah setengah jam lebih awal sambil membawa sebuah Diary dan Catatan janji Sam pada Rara


Malam tiba Sam yang baru pulang seketika dri Cafe sekitar jam 23.00 melewati Taman tersebut
pada malam itu Angen kencang dan Hujan deras datang 
Sam melihat sesosok Perempuan dengan Mantel putih, yang pingsan di bwah pohon dan Sam baru menyadari bahwa itu Rara


Seketia Sam langsung membawa Rara ke rumah sakit tempat biasa dia berobat


Rara dalam keadaan kritis terbangun sejenak dan memberikan sebuah buku pada Sam


dan Rara kembali pingsan


Dokter yang merawat Rara keluar dari ruang UGD dan berkata " Maaf kami sudah berusaha tapi Tuhan sudah berkehendak,dia memiliki penyakit yang mengancam yaitu Kangker paru-paru dan dia sepertinya menggigil kedinginan di tengah badai"


Dengam menyesal Sam menangisi kepergian Rara


dan membaca satu persatu Diary Rara dan salah satu halaman ada yang membuatnya menyesal yaitu halaman 66 di mana Rara menulis suatu kalimat " Mengapa Sam marah pada ku padahal aku mau mengenalkannya pada kakakku yang baru pulang dari London "


dengam penuh penyesalan Sam menangis..


Intinya : Dengarkan dulu penjelasan dari kekasih mu jika kamu tidak tahu apa yang dia lakukan untuk mu jangan lah cepat mengambil keputusuan bisa saja keputusan yang kau ambil sangat lah salah dan membuat kamu jadi menyesal suatu saat nanti







Kamis, 16 Juni 2011

Penunggu Bus Berdarah

Adi sedang dalam perjalanan ke Jakarta dengan bus malam. Seorang kakek tua naik & menawarkan buku-buku pada penumpang.
“Bukunya nak? Ada macam2 nih. Buku silat, cinta-cintaan, agama, dll”, ujar si kakek. Adi yang sedang tidak bisa tidur pun tertarik. “Ada buku horor ga kek?”

Oh suka cerita horor ya? Kebetulan sisa satu, pas lagi ceritanya. Tentang bis yang ditinggali banyak arwah penasaran. Judulnya ‘PENUNGGU BIS BERDARAH’. Serem banget pokoknya.
Boleh juga tuh berapa harganya?”
Rp95.000, nak
Wow, mahal banget, kek”.
Ya namanya juga buku best seller. Semua yang baca buku ini kabarnya syok loh waktu baca endingnya”, si kakek promosi ala salesman.
Adi pun mengalah. Entah kenapa, pada saat ia serahkan uang tersebut ke kakek, tiba-tiba petir menggelegar. Angin mulai bertiup kencang.
Si kakek turun dari bis, namun tiba2 berhenti & menolehkan wajahnya pelan2 ke Adi.
Nak”, ujarnya lirih, Apapun yang terjadi, harap jangan buka halaman terakhir. Ingat, apapun yg terjadi! Kalau tidak nanti kamu akan menyesal & saya tidak mau bertanggung jawab.
Jantung Adi berdegup kencang. Saking takutnya, ia sampai tidak mampu menganggukkan kepala hingga si kakek turun dari bis & menghilang ditelan kegelapan.
Pada saat tengah malam, Adi selesai membaca seluruh buku tersebut. Kecuali halaman terakhir. Dan memang benar seperti yang dikatakan si kakek, buku itu benar2 menegangkan & menyeramkan.
Bus melaju kencang, hujan turun deras. Kilat menyambar bergantian, terdengar suara guruh menggelegar. Adi melihat sekeliling & ternyata smua penumpang sudah terlelap. Bulu kuduknya merinding.
Baca halaman terakhirnya ga ya?”, pikir Adi bimbang. Antara penasaran & rasa takut berbaur jadi satu. Di luar malam tampak makin gelap. “Ah sudahlah, sekalian aja. Nanggung!
Dengan tangan gemetar ia pun membuka halaman terakhir buku tersebut secara perlahan.
Dan akhirnya tampak lembaran kosong dengan sepotong tulisan di bagian pojok kanan atas. Sambil menelan ludah, Adi membaca huruf demi huruf yg tercantum:
PENUNGGU BIS BERDARAH.
Terbitan CV. Pustaka Buku.
Harga Pas: Rp 12.500,-